Sebenernya menurut saya, kali ini kita memang pantas mengakui kekalahan. Sebaik-baiknya penampilan Timnas kemarin, materi pemain yang kita punya masih jauh dibawah lawan. Saat pertandingan pertama melawan Laos, dimana untuk kali pertama kita ditahan imbang oleh mereka, sangat terlihat Timnas sangat membutuhkan bek tengah yang berpengalaman, seperti Hamka Hamzah dan juga Victor Igbonefo. Berulang kali sosok pengganti mereka, yaitu Wahyu Wijiastanto, berhasil dilewati oleh lawan, dan bahkan juga melakukan pelanggaran, meski kita tidak bisa menyalahkan dia begitu saja.
Saat melawan kedua melawan Singapura, kembali posisi bek tengah menjadi kelemahan dengan absennya 2 menara utama kita tersebut. Pun di posisi striker, kita tidak punya striker yang haus goal macam greg nwokolo ataupun patrice wanggai, yang siap meneror pertahanan lawan kapanpun juga. Meski akhirnya kita berhasil memenangkan pertandingan, serta memutus serangkaian hasil negatif melawan Singapura melalui goal cantik nan indah seorang supersub Andik Vermansyah.
Pertandingan terakhir melawan tuan rumah Malaysia. Ya, harapan disini sangat membuncah untuk membungkam mereka setelah kita berhasil mengalahkan Singapura di laga sebelumnya.Tapi disini, jelas kita kalah materi pemain. Di posisi sayap kiri, berkali-kali Novan Setya tidak mampu menghadang laju pemain Malaysia. Posisi yang seharusnya diisi oleh pemain sekaliber Diego michiels, yang sayang harus mendekam di penjara.
Dari semua pertandingan tesebut. yang sangat terlihat adalah absennya 2 pilar lini tengah, firman utina dan juga ahmad bustomi. Meski sang pengganti, taufik dan vendry mofu, mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, namun sepertinya tetap saja tidak mampu menutupi ketidakhadiran 2 pilar tersebut. Tetapi apapun itu, kita sepatutnya memuji penampilan Timnas kali ini. Ditengah keterbatasan dan konflik yang terjadi, mereka tetap semangat berjuang menjadi wakil Indonesia. Juga kepada Pelatih Nil Maizar yang sangat sabar atas apa yang terjadi sekarang.
Ya, seperti kita ketahui, sekarang kita terbelah 2 oleh KPSI dan juga PSSI. Tapi disini saya tidak mau menyinggung 2 hal tersebut, karena Timnas hanyalah 1, Timnas Indonesia, milik warga Indonesia, bukan milik seorang Prof.Djohar Arifin ataupun La Nyalla. Kita hanya bisa berharap, semua yang terlibat dalam sepakbola Indonesia akan kembali bersatu, kembali ke satu pangkuan yang telah didirikan oleh Ir. Soeratin Sosrosoegondo pada 1930. Karena hanya dengan itu, Timnas akan kembali mempunyai formasi permainan terbaik, yang bisa jadi adalah sebuah Dream Team dari warga Indonesia.
Mari kita berjuang dan berharap agar sepakbola Indonesia bisa kembali bereuforia seperti tahun2 sebelumnya :)


ayooo indonesia bisaaaa!!!!!!
ReplyDelete